AUDIENSI DENGAN SIGAB INDONESIA, BAWASLU KOTA YOGYAKARTA SAMPAIKAN PENGAWASAN PARTISIPATIF DAN AKSESIBILITAS INFORMASI PEMILU

Yogyakarta, 12 Juni 2025 – Bawaslu Kota Yogyakarta melaksanakan audiensi dengan SIGAB (Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel) Indonesia. Hadir dalam kegiatan tersebut anggota dan jajaran sekretariat Bawaslu Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, Bawaslu Kota Yogyakarta menyampaikan pentingnya hasil pemantauan Pemilu dan Pilkada 2024 yang telah dilakukan oleh komunitas Disabilitas yang ada di DIY. Selain itu aksesibilitas informasi Pemilu menjadi pembahasan penting dalam pertemuan tersebut dikarenakan sebagian informasi yang disampaikan penyelenggara Pemilu sulit dijangkau oleh kelompok difabel dengan ragam tertentu.

“Kami telah membaca hasil Laporan Analisa Data Hasil Survei Persepsi Pemilih Difabel dalam Pemilu 2024, yang dilakukan oleh Sigab Indonesia, Pusat Rehabilitasi Yakkum, dan Formasi Disabilitas pada awal tahun 2024 lalu. Dan saat ini, kami ingin mendengar dan mendapatkan masukan-masukan dari SIGAB khususnya, untuk kebutuhan perbaikan proses Pemilu yang lebih inklusif di masa mendatang”, kata Nurhayati.

Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Kota Yogyakarta itu mengungkapkan bahwa dalam rangka melaksanakan program pengawasan partisipatif, maka informasi tentang pengawasan kepemiluan menjadi penting disampaikan kepada masyarakat agar mudah dipahami. “Terdapat hambatan informasi bagi teman-teman difabel misalnya informasi yang tidak terbaca layar, pemilihan warna yang kurang kontras, kemudian bagaimana agar teman-teman dengan multi disabilitas dapat menerima informasi dengan baik, itu semua perlu menjadi perhatian kita bersama”, imbuhnya.

Manager Kantor dan Administrasi SIGAB, Nur Widya (Neneng) menyambut baik kehadiran Bawaslu Kota Yogyakarta. Dia mengungkapkan tantangan bagi kelompok difabel dalam menerima dan memahami informasi Pemilu yang diterima adalah bahwa karakter atau ragam difabel yang berbeda. “Untuk teman-teman difabel sensorik, netra dan rungu kesulitannya akan berbeda dengan yang ragam difabel daksa”, tuturnya.

Lebih lanjut Redaktur Solider News, Ajiwan Arief memandang penting untuk mengawal isu hak politik bagi difabel khususnya pada saat penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada. “Banyak masalah yang terjadi mulai dari persiapan Pemilu misalnya dalam proses pendataan, seringkali pemilih difabel tidak masuk DPT kalaupun sudah masuk tetapi tidak dimasukkan dalam kategori pemilih disabilitas. Kemudian juga akses menuju TPS juga menjadi hambatan, apalagi TPS yang jaraknya jauh. Lainnya adalah terkait dengan informasi kepemiluan yang sulit dijangkau kelompok difabel dengan ragam disabilitas tertentu, misalnya profil calon legislatif yang tidak terbaca oleh difabel netra dilayar kaca media sosialisasi Pemilu. Hasil penghitungan rekapitulasi suarapun tidak tersedia media informasi yang baik untuk difabel,” pungkasnya.

Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia adalah organisasi non pemerintah yang bersifat independen, nirlaba, dan non-partisan. SIGAB didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Mei 2003. Organisasi ini mempunyai cita-cita besar untuk membela dan memperjuangkan hak-hak difabel di seluruh Indonesia hingga terwujud kehidupan yang setara dan inklusif.

Dalam masa non tahapan ini, Bawaslu kota Yogyakarta tengah gencar melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif, salah satunya dengan menggandeng lembaga/ stakeholder terkait untuk berkolaborasi dan bersinergi melakukan diskusi, kajian bersama sosialisasi, pendampingan kepada komunitas-komunitas, kelompok minoritas, kelompok rentan, pemilih pemula, kelompok disabilitas dan kelompok perempuan untuk memastikan hak-hak pemilih tersebut terpenuhi dalam Pemilu maupun Pilkada.

Badan Pengawas Pemilihan Umum Kota Yogyakarta
Jl. Nyi Ageng Nis No.544 Peleman Rejowinangun Kotagede Yogyakarta 55171