Lompat ke isi utama

Berita

Gerakan Anti Politik Uang Untuk Anak dan Cucu Kita Dimasa yang Akan Datang

“Keniscayaan perempuan dan keluarga di desa membangun gerakan politik Menolak dan Melawan Politik Uang yang masif di perhelatan politik di level perdesaan maupun perkotaan, pernyataan yang berapi api aktivis perempuan dan pelopor Desa Anti Politik Uang”, Wasingatu Zakiyah SH pada sesi Sosialisasi Pengembangan Desa/Kelurahan Anti Politik Uang yang diselenggarakan Bawaslu D.I.Yogyakarta di salah satu Hotel di kawasan Dagen, Malioboro Gedongtengen.

Pembicara kedua, Bambang Eka Cahya, akademisi FISIP UMY, menyatakan bahwa “perilaku Politik Uang merupakan pratek relasi Patron Klien yang memposisikan pemilih sebagai Klien dalam posisi timpang atau asimetris. Relasi yang asimetris ini kontraproduktif dalam membangun Citizenship atau Kewarganegaraan dalam kehidupan demokrasi. Citizenship ini merupakan posisi yang ideal sebagai warganegara yang memiliki posisi tawar yang imbang dalam pengambilan keputusan dalam perhelatan pemilihan eksekutif dan legislative”. 

Sementara Kordiv Pengawasan Bawaslu D.I.Y , Muh Amir Nashirudin, memaparkan “Sosialisasi ini merupakan ikhtiar dari Bawaslu DIY melanjutkan Gerakan APU yang lahir 3 tahun lalu, dari Desa Murtigading Sanden Bantul, DIY, menjadi gerakan sinergis masyarakat sipil yang konsolidatif dan sistematis serta terukur,  dimana akan diinisiasi di 25 Desa/Kelurahan di seluruh DIY”.  Upaya ini mendukung pernyataan Bambang Eka Cahya bahwa “ warga Negara atau pemilih yang berdaulat ini merupakan elemen dasar membangun ketahanan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang akan datang. Bahwa usaha Anti Politik Uang ini bukan kita yang akan menikmati namun adalah anak, cucu bahkan cicit kita yang akan merasakan perjuangan ini”. (NHA/JS)
Tag
Berita